Langsung ke konten utama

Joan Of Arc : Sufi & Martir Perancis



mendengar kata prancis, kita pasti sudah membayangkan negeri yang memiliki bangunan-bangunan dengan nilai arsitektur yang menawan. dari negeri ini juga terlahir banyak sastrawan dan seniman yang karya-karyanya bisa kita nikmati sampai saat ini. namun dibalik semua kemapanan peradaban perancis yang masih eksis sampai sekarang, ada sesosok wanita yang sangat berjasa pada negeri tersebut. ia bernama joan of arc.

joan of arc adalah pahlawan perancis yang juga dianggap sebagai santa dalam ajaran katholik. santa adalah orang yang sudah mencapai tingkat spiritualitas yang tinggi. dalam ajaran islam, santa bisa disebut dengan wali. meskipun ia tidak memiliki latar belakang militer sama sekali, joan sangat berjasa dalam ekspedisi penyelamatan daerah-daerah di perancis yang dijajah oleh kerajaan inggris, seperi kota besar yang bernama orleans.

joan of arc lahir di lorraine pada 6 januari 1412. ia hanyalah anak seorang petani. pada umur 12 tahun, joan mendapatkan sebuah penglihatan batin, dalam penglihatannya, st. michael, st. catherine, dan st. margaret menyuruhnya untuk mengusir tentara inggris dan membantu charles vii untuk menobatkan dirinya sebagai raja. semua tokoh yang hadir dalam penglihatan batin joan adalah para martir dalam sejarah kristen.

4. pada umur 16 tahun, joan meminta pamannya, durand lassois, untuk membawanya ke kantor administrasi kota setempat. ketika sampai disana, ia bertemu dengan komandan garnisun yang bernama robert de baudricort. joan meminta pengawal dalam perjalanan menuju balairung agung perancis di daerah chinon, yang merupakan kediaman raja perancis, charles vii. setelah mendengar semua argumen joan, baudricort menolak mentah mentah karena penjelasan joan dianggap mengada-ada.

penolakan itu tidak menciutkan niatnya sama sekali. beberapa bulan kemudian, joan kembali lagi ke sana, untuk meyakini para bangsawan disana, ia mulai meramalkan beberapa kejadian, termasuk kekalahan perancis di pertempuran herrings. setelah ramalan joan terbukti benar, dua orang bangsawan yang bernama jean de metz dan bertrand de poulegny memutuskan untuk ikut mengawalnya ke chinon.

baudricort pun mengizinkan joan berangkat ke chinon, bahkan turut menemaninya di perjalanan. perjalanan ke chinon adalah perjalanan yang sangat berbahaya, sebab mereka harus melawati kamp-kamp pasukan sekutu inggris yang bernama burgundy. untuk berjaga-jaga, joan mengenakan baju kesatria layaknya laki-laki.

sampai di chinon, melalui dialog pribadi, joan berhasil meyakini charles vii, bahwa ia adalah utusan para santa untuk menghapuskan penjajahan di perancis dan menjadi suksesor charles vii untuk merebut tahta dari inggris. sang raja pun menyuruh para pendeta untuk mengirim joan ke daerah yang bernama poitier, guna memeriksa latar belakang dan iman kristianinya.

setelah mereka yakin bahwa joan tidak mengada-ngada, dan gereja menyatakan bahwa ia sehat secara rohani, charles vii segera mengangkatnya menjadi kapten kepala yang memimpin sisa pasukan untuk mengadakan ekspedisi penyelamatan orleans. perlengkapan perang dari baju zirah, pedang, kuda, dan pataka (banner) didapatkannya dari donasi masyarakat setempat.

secara logis, pengangkatan joan oleh charles vii adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal. bayangkan saja, seorang perempuan kampung tak dikenal, tak jelas pendidikannya, dan tak memiliki pengalaman militer, dengan mudahnya diamanahkan untuk memimpin pasukan menuju orleans.

menurut sejarawan stephen w rickey, joan of arc adalah harapan satu-satunya bagi rezim yang hampir runtuh. secara perhitungan, perancis mustahil bisa melawan inggris, kecuali jika mukjizat tuhan turun ke muka bumi. konon, ramalan masyarakat setempat yang mengatakan bahwa orleans akan merdeka dibawah tangan kesatrian wanita juga menjadi pertimbangan charles vii.

pada 29 april 1429 joan tiba di lokasi pengepungan orleans. awalnya, dunois, kepala bangsawan perancis di orleans tidak melibatkan joan dalam persiapan pengepungan. di medan perang, joan langsung menempatkan dirinya di garis depan sambil membawa patakanya tanpa rasa takut sama sekali.

ada banyak perdebatan diantara para sejarawan mengenai peran joan of arc dalam pengepungan ini. saksi mata melaporkan bahwa ia sering memberikan usulan yang cerdas dalam medan pertempuran.

sejarawan tradisional, edouard perroy mengatakan bahwa joan hanya berperan sebagai pembawa bendera saja, namun berhasil meningkatkan semangat para kesatria perancis. namun sejarawan modern menyatakan bahwa para koleganya sangat menghargai joan sebagai perancang taktik dan strategi yang amat jitu. terlepas dari perbedaan pendapat para sejarawan, mereka semua sepakat bahwa dibawah kepemimpinan joan, perancis berhasil mencapai kemenangannya.

setelah penyelamatan orleans, pasukan inggris menyangka bahwa perancis akan langsung menyerang paris atau normandia, dunois mengakui bahwa itulah sebenarnya rencana mereka. tetapi atas usulan joan, tentara perancis bergerak ke rheims terlebih dahulu. sebab rheims adalah kota suci, di dalamnya ada sebuah katedral yang dimana charles vii dapat menobatkan dirinya menjadi raja perancis.

penaklukan orleans yang tidak disangka-sangka itu, membuat joan mendesak charles vii untuk memberikan komando seluruh pasukan kepadanya. raja charles mengamini itu. bersama seorang bangsawan yang bernama duke alencon, joan merebut jembatan-jembatan sepanjang sungai loire. jembatan-jembatan itulah yang akan menjadi rute tentara perancis menuju rheims.

sebelum mengadakan ekspedisi penyelamatan ke rheims, joan juga memimpin tentara perancis dalam merebut daerah jargeau, meung-sur-loire, dan beaugency pada 12 juni sampai 17 juni. pencapaian prestisius ini membuat joan sangat dipercaya tentara perancis, termasuk dunois yang awalnya meremehkan kemampuan joan.

perjalanan ke rheims sangatlah jauh, dua kali lipatnya jarak orleans ke paris. keputusan joan ini memiliki resiko yang sangat fatal. tetapi dengan keimanan yang kuat, joan bisa membangkitkan semangat dan moral tentaranya. sampai di rheims, tentara perancis dengan mudah mengambil alih seisi kota. termasuk daerah-daerah sekitarnya yang menyerahkan kepemimpinan pada joan. tak lama, charles vii pun segera menobatkan dirinya sebagai raja perancis sesuai dengan tradisi yang ada. penobatan ini membuat klaim sepihak inggris memudar dibenak masyarakat perancis.

alih-alih menjadi batu loncatan karier militer joan di masa depan, penobatan charles vii di rheims justru menjadi permulaan redupnya nama joan of arc. ekspedisi penyerangan yang ia lakukan banyak yang tidak membuahkan hasil. jika kita kembali pada misi yang diberikan tiga martir kepadanya, sesungguhnya joan sudah melaksanakannya dengan baik.

pada akhirnya joan tertangkap oleh pasukan inggris. ia dijatuhi vonis hukuman mati karena dituduh mengajarkan ajaran bidat. bidat dalam islam sama sepeti istilah bid'ah, yaitu melakukan atau mengajarkan suatu hal yang tidak pernah diajarkan oleh generasi awal pembawa risalah tuhan. meskipun dalam pengadilannya, ia dapat membantah para teolog gereja sampai membuat mereka kebingungan.

joan of arc meninggal dengan cara dibakar di tiang salib. kisahnya memang terdengar sangat fiktif, tapi begitulah yang direkam oleh para sejarawan. bahkan kisah perjuangannya melawan tirani telah diabadikan di sejumlah media, dari mulai novel, film, sampai video game seperti age of empires 2.

itulah kisah seorang martir perempuan yang bernama joan of arc. jika teman-teman suka dengan video ini, silahkan klik tombol like. dan silahkan klik tombol subscribe supaya teman-teman bisa mendukung kami untuk membuat video-video selanjutnya. salam.










Komentar